Sponsored by :

Rabu, Desember 31, 2008

Jalur Pedagangan - Ranu Bedali


Kalau menjelang akir tahun tak mencoba jalur yang memeras dengkul, rasanya tak ada kenangan.

Jarak Leces Ranu Bedali yang hanya 15 KM melalui jalan raya jadi sangat terlalu biasa.

Lepas dari Malasan, belok kiri kali ini mencoba dengan jalur tak biasa, melalui Banyuanyar pas di Hutan Jati, jalur mulai menanjak.

Namun pemandangan hutan jati yang menghijau di kiri kanan, seolah menghapus mulainya beban kayuhan.


Lepas dari, Banyuanyar, masuk desa Tulupari, terus melalui desa Pedagangan dengan aspal yang tak mulus bahkan menuju ke jalan tanah dengan batu padas lancip dan lingkungan jauh dari pemukiman.

Hudha dan Sumartono memilih turun dari sadel, meski jalanan menurun tapi batu padas lancip disana sini siap memangsa ban yang memang sudah berumur.

Joko tancap terus menantang tajamnya batu.

Arif Santoso berikutnya namun belum 5 meter, cess...., ban belakang kempes tak bersisa, ... bocor..!

Tanpa ada pemukiman tampak dimata, padahal jalan menurun berpadas masih jauh dimata.


Alhamdulillah setelah hampir 2KM, berjumpa pemukiman dan jalanan beraspal kasar di desa Alun-alun yang sudah masuk wilayah Kabupaten Lumajang.

Namun untuk mencari tukang tambal ban masih ada jarak 1 KM lagi, tepatnya berada di samping Ranu Wurung.

Uji mental dan kesabaran memang.


Hampir 15 menit di tukang tambal ban, perjalanan dilanjutkan dengan jalanan terus menurun meski berkelok-kelok.

Ringan... tak memeras keringat... inilah seperti hari raya para biker.

Sampai menuju Desa Ranu Bedali, Ranuyoso dan menyempatkan diri untuk membeli buah-buahan.

Akhirnya kita berempat sampai di rumah pukul 12 siang.

Pelajaran hari ini :

Makanya kalau jalan jauh jangan lupa bawa ban serep.

Tidak ada komentar: