
Sesampai di Klakah, sudah tak tertahankan betapa keroncongannya isi perut.
Bayangkan, rute yang hanya 30 KM, harus dilalui selama 3 jam lebih, atau hampir sama dengan orang berjalan cepat.
Maklum, begitu beratnya medan yang tak disangka-sangka.
Maka ketika menemui sebuah warung makan yang cukup menarik, langsung saja tanpa bertanya sana-sini, semua peserta memesan nasi rawon atau pecel yang langsung disantap sampai habis.

Warung pak Jenggot yang terletak di depan pasar Klakah, memang cukup bersih, dan masakannya cukup lezat, apalagi kalau disantap ketika kelaparan.
Hampir setengah jam menikmati makanan dan melepas lelah, perjalanan pun dilanjutkan, sekali lagi rute tak lazim masih ingin dilalui.
Sehingga dari Klakah yang sejatinya hanya berjarak 18 KM, masih kurang panjang, maka dipilih rute melalui Ranu Klakah, Ranu Bedali, yang memang menyajikan pemandangan lebih menarik, disamping kendaraan tak terlalu ramai.
Beruntung sekali, Mas Arif yang istrinya sedang hamil, mencari buah Sirsat pesanan istri yang lagi nyidam.

Sehingga ketika sampai di desa Ranu Bedali, langsung memotong jalur melalui Pasar Ranuyoso untuk mencari buah pesanan sang istri.
Sehingga rute yang lebih panjang lagi menuju Banyuanyar harus terpotong menujuk Pasar Ranuyoso, Tegal Bangsri, Pasar Gunung Tengu, Malasan, Embong Miring dan langsung menuju Leces.
Sampai di rumah waktu telah menunjukkan pukul 11.30, sehingga rute sepanjang 52 KM, kali ini harus dilalui selama 5 1/2 jam.
Rute yang cukup menarik untuk dicoba oleh siapa saja yang mengaku penggemar sepeda gunung.
1 komentar:
Sepertinya bener2 rute yang menarik, pengen nyoba tapi kayanya dengkul saya ga sanggup:)
Posting Komentar