Sponsored by :

Minggu, Juni 09, 2013

BROMO XC Jalur Pendek

Keindahan panorama alam sekitar Bromo memang amat menarik dari sisi manapun dijelajahi.
Ketika ada tantangan untuk mencari jalur pendek di sekitar Cemorolawang, maka terbersit harapan untuk mencari rute diantara ladang dan jalan setapak yang terdapat di sekitar desa Ngadisari.
Diawali dari Cemorolawang, menuju mentigan, masih ditemani jalan aspal berpasir.
Tentu saja, jalur ini diawali dengan tanjakan yang membuat dada berdegub kencang.
Lepas dari Mentigan, giliran jalan tanah berpasir berliku liku seakan memacu adrenalin untuk memacu sepeda sekencang mungkin.
Sisi technical dari pengendara sepeda dapat diekspresikan di jalur ini, untuk melakukan pumping serta wall ride pada berem hanya di sisi kiri jalur yang dilalui.
Sedangkan jalur kanan, terdapat lereng bukit yang lumayan tajam dan menjadi ladang milik warga.


Jalur tanah berliku-liku sepanjang lebih kurang 3 KM ini memiliki view berupa ladang kentang dan bawang khas daerah dataran tinggi akan berakhir di jalan aspal di dekat SDN Ngadisari 01.
Untuk sementara, jalur yang dilalui berupa jalan aspal yang lumayan menanjak sejauh hampir 1 KM.
Di jalur aspal ini kita harus ekstra waspada, karena banyak kendaraan bermotor yang berlalu lalang dengan kecepatan tinggi.
Namun tak butuh waktu lama, kita berbelok ke sebuah jalan setapak menurun tajam yang ada diantara ladang bawang, dan melalui jembatan bambu yang mulai rapuh dan menikung tajam.
Di atas jembatan ini, extra waspada yang harus dilakukan karena terdapat jurang yang amat dalam dibawah 

jembatan ini.
Selanjutnya, jalan masih berupa single track sempit namun menanjak dan membuat kita harus ber TTB, kecuali bagi punya power berlebih untuk melibas tanjakan licin dengan kemiringan lebih kurang 30 derajat ini.
Sampai akhirnya di sebuah rumah yang sering digunakan sebagai penampungan hasil ladang, belok kanan untuk kemudian sampai di sebuah jalan beraspal di dekat Poskamling Dukung Cemorolawang.
Disamping poskamling ini terdapat jalanan aspal yang cukup lebar, namun sudah mulai rusak dibeberapa tempat.
Mengikuti jalur ini akan membawa kita menyusuri jalanan yang lebih banyak menanjak daripada turunan, yang akan membawa kita menuju ke dukuh Sruni.
Dimana di dukuh ini terdapat rumah adat warga Tengger yang dibangun oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Probolinggo.

Namun sayang sekali, rumah kayu yang cukup indah ini luput dari kunjungan wisatawan dikarenakan akses jalan yang sangat buruk.
Dari sini perjalanan dilanjutkan menuju jembatan plengkung dan pusung tipis yang lokasinya tepat dibawah gunung Penanjakan.
Pemandangan gunung Batok dan Bromo terlihat jelas dari tempat ini.
Selanjutnya yang bisa dilalui adalah jalan tanah samping ladang miring yang menjadi ciri khas di wilayah ini.
Sampai akhirnya ditemui jalan aspal yang merupakan jalur Mobil Jeep yang akan menuju ke Sruni Point (Penanjakan 2)




Tidak ada komentar: