Sponsored by :
Kamis, Oktober 27, 2005
CARI SEPEDA YANG BISA DIAJAK MENUSUK ANGIN...
Sepeda macam apakah yang ringan digenjot? Banyak rekayasa yang dilakukan oleh industri sepeda dalam rangka memperbaiki aerodinamika agar tidak menambah berat badan penunggangnya. Misalnya saja membuat kerangka sepeda dengan serat fiber atau titanium untuk menggantikan ‘frame’ besi yang selama ini banyak digunakan, terutama di Indonesia.
Berat Badan dan Pakaian
Semua pesepeda merasakan berat badannya sendiri saat menggenjot sepeda. Ketika berada di jalan yang menanjak, berat badan terasa lebih berat. Sebaliknya, ketika sedang turun, kaki sama sekali tidak merasakan berat badan dan sepeda. Sepeda meluncur begitu saja, angin kencang pun tidak mampu menghentikan.
Akan tetapi, ketika berada di jalan datar, berat badan dan sepeda kembali terasa di kaki. Beratnya terasa 70 hingga 90 persen di kaki saat menggenjot (Science of Cycling pada www.exploratorium.edu/sport). Akan terasa lebih berat bila ada angin kencang dari depan.
Persoalan angin itulah yang kemudian diatasi dengan berbagai cara. Pada umumnya cara mengatasi perlawanan angin adalah dengan mengubah bentuk lancip di depan atau pipih. Tujuannya agar bebas menusuk atau mengiris angin.
Pembuat kerangka sepeda belakangan mempertimbangkan desain-desain yang efisien secara aerodinamika. Kerangka sepeda yang biasanya berupa pipa bulat diganti dengan bentuk oval.
Selain ‘frame’ sepeda, factor lain yang membuat sepeda tidak bisa lari kencang adalah badan penggenjotnya. Disadari atau tidak bahwa badan manusia tidak sangat ramping, tidak tajam untuk menusuk angin, tetapi lebih pada kondisi menabrak. Untuk mengatasi hal ini, setang sepeda, terutama untuk sepeda balap, dibengkokkan ke bawah sehingga pengendaranya membungkuk untuk mengurangu perlawanan angin secara frontal sehingga sepeda akan lebih cepat melaju.
Hal kecil lain yang perlu diperhitungkan adalah gesekan angin dengan pakaian yang dikenakan. Bersepeda dengan mengenakan jaket yang longgar akan terasa berbeda dengan berpakaian ketat dengan bahan sintetis seperti yang banyak dikenakan oleh pesepeda professional.
Dengan pakaian yang ketat dan berbahan licin, gesekan angin diharapkan tidak mengganggu, tetapi lancar dan mengalir. Untuk itu, helm sepeda pun dirancang sedemikian lancip di bagian depan dan pada bagian atas dibuat cekungan seolah-olah menjadi tempat lari angin ke arah belakang kepala.
Jika semua teknik pengurangan angin sudah terpenuhi, pesepeda harus melihat ke dalam dirinya, apakah benar-benar sehat? Ingat! Sepeda tidak memerlukan bahan bakar minyak, tetapi hanya butuh tenaga manusia untuk menggerakkannya.
Sumber energi adalah makanan yang bergizi. Maka, makanan sangat diperlukan untuk energi dalam menggerakkan sepeda. Karena itu, jangan terburu-buru menyalahkan bentuk sepeda, lihat juga ke dalam diri sendiri. Sudah siapkah kita menggenjot sepeda?
Dikutip dari "Kompas, 13 Juli 2005"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar