Sponsored by :

Minggu, Februari 04, 2007

Grubyak grubyug GSS Leces


Rapat.. kumpul-kumpul… omong-omong… meeting.. presentasi atau apalah namanya dalam istilah perbahasaan yang semakin berkembang, yang semangkin banyak istilah baik yang resmi, plesetan, prokem, bahasa gaul, lan sak panunggalane.
Yang penting maksudnya itu, ngajak kumpul, omong sana sini, cari kesepakatan, lantas makan dan jangan lupa doa dulu….

Begitulah intinya yang terjadi Sabtu 3 Pebruari kemaren.

50 orang anggota GSS Leces, berkumpul di rumah mas Hudha di Leces Permai I/08 yang kali ini dengan sangat “berbahagia” didapuk menjadi tuan rumah perihal yang tersebut di alinea pertama.

Dan lazimnya orang rapat bersafari, berdasi, dan dapat bagian amplopan, tidak demikian dengan yang ini, jangankan berbaju necis bak pragawan, datang pun berkaos, penuh keringat, dan bau-nya yang tumplek blek jadi satu.

Maklum sebelum acara rapat, pemanasannya bersepeda lebih kurang 40 KM melalui tanjankan Patalan, Arsongo dan Kuripan.

Alhasil, setelah start dari Halte PT Kertas Leces jam 5.45 (molor 15 menit, maklum wong Indonesia je…) rombongan pertama yang 3 orang sudah sampai di Leces Permai jam 07.00.

Wah cepet sekali..?? Iya lha wong sampe di pos I pertigaan Kemuning yang berjarak lebih kurang 15 kilo pergi pulang sudah balik kanan, alias kembali. Alasannya mau bantu-bantu tuan rumah buat nyiapin tempat rapat…, heeeee boleh juga.
Jam 08.30, datang lagi rombongan ke 2 yang terdiri dari para manula bersemangat baja diantaranya pak Anshori (53), Pak Seto (57), Pak Matrupi (71), mbah Pardi (76) dll dateng.


Ini juga ndak kalah o.k-nya, tapi setelah ditanya, ternyata dari pertigaan Patalan balik kucing juga. Lha wong nafasnya senin – kemis, mau di teruskan nanti ndak sampe Jumat. Padahal kalau ditanya ngakunya “dengkulku masih kuat lho..”
Jam 9, barulah satu persatu anggota rombongan yang sudah melalui rute sebenarnya berdatangan, dan diantaranya terdapat mas Syamsul Anam dari Departemen Promosi PT Polygon Insera.

“Waduh…, lumayan juga rutenya, ndak nemu seperti ini di Sidoarjo”, kata beliau.
Iya mas, lha wong Sidoarjo ndak punya gunung, paling-paling adanya gunung lumpur eks Lapindo.


15 kemudian, giliran pak Wenson Departemen Marketing PT Polygon Insera pun tiba. Tak ada komentar, paling-paling senyum khasnya yang muncul. Ternyata menurut pengakuan pak Harsoyo (60) beliau kesasar, alias ndak lihat kalau teman-temanya belok kiri di pertigaan Kuripan.

O.k. lah, akhirnya semua pernah merasakan rute yang termasuk dataran tinggi di Pegunungan Tengger, dan komentarnya pun bermacam-macam…., maklum rentang usia pesertanya cukup panjang, mulai yang 35 tahun (mas Arif cs.) sampai 76 tahun (pak Pardi dkk.)

Tidak ada komentar: