Sponsored by :
Senin, Juli 24, 2006
BANYU BIRU Etape I (Leces – Tongas)
Sabtu pagi 22 Juli 2006 jam 6.00, sebanyak 49 anggota GSS Leces dan simpatisannya berkumpul di halte bus PT Kertas Leces.
Dengan didahului sedikit seremonial dan doa bersama, perjalanan menuju wisata sumber air alami Banyubiru di Pasuruan dimulai.
Perjalanan diawali dengan melalui rute Leces – Pondok Wuluh – Jabon – Bantaran – Patokan – Patalan – Wonomerto.
Dari sini, rombongan terbagi menjadi 2 bagian karena beberapa anggota rombongan yang masih muda menghendaki rute yang agak sedikit menantang, yaitu melalui Purut – Lumbang, kemudian nanti bertemu dengan rombongan yang lain di Tongas.
Sebanyak 20 orang anggota dengan dipimpin mas Teguh si empunya sepeda Giant, akan melalui jalur yang penuh tanjakan akan tetapi jalan aspal nan mulus terus menemani hingga pos etape I di Tongas.
Sedangkan sisa rombongan lainnya melalui jalur yang datar saja ke Muneng – Laweyan – Jangur – Ambulu – Bayeman dan akhirnya bertemu dengan rombongan pertama di Tongas.
Meskipun rute kedua ini cukup datar, akan tetapi jalur Laweyan hingga Tongas sangatlah tidak bersahabat, karena jalan desa yang cukup sempit dan banyak sekali lubang dimana-mana dan kadang-kadang masih diselingi dengan gundukan alias polisi tidur.
Sesampai di Jangur rombongan sempat mengalami masalah karena beberapa anggota yang sangat lanjut usianya tertinggal jauh di belakang diantaranya Pak Syafi’i (76 tahun).
Akan tetapi mas Gigih sang Satpol PP, setia mendampingi kakek tua ini, meskipun berulang kali anggota lain membujuk agar Pak Syafi’i kembali saja ke Leces.
Bukan karena apa, memang rute yang diperkirakan sepanjang 55 KM ini cukup berat untuk ukuran beliau.
Pukul 8.00, rombongan kedua lebih dahulu tiba di Tongas, dan tak berapa lama kemudian rombongan pertama yang melalui Lumbang pun tiba.
Rupa-rupanya ada beberapa anggota pertama yang mengalami masalah kram kaki, karena meskipun usia mereka relatif muda dan dengan tunggangan “Specialized “ yang cukup istimewa namun banyak diantaranya sudah 2 bulan ini tidak mengayuh sepeda sama sekali.
Di pertigaan Tongas, seluruh rombongan melepas lelah, sambil menunggu anggota lain, khususnya yang berusia lanjut dan tentu saja dengan semangat juang 45 masih terus mengayuh tunggangannya.
Dari pertigaan Tongas, tampak jelas di seberang jalan pasar jajanan/pusat oleh-oleh Kabupaten Probolinggo yang sudah diresmikan akan tetapi sampai sekarang belum juga ada aktifitas jual beli di tempat nan megah itu, entah karena apa.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar