Sponsored by :
Senin, Desember 25, 2006
Tour akhir tahun (2)
Lepas dari Jembatan Kali Pancing, rombongan pun melanjutkan ke arah kota Pasirian, akan tetapi selepas Jembatan kali mujur yang sungainya kering kerontang akibat kemarau panjang, rute dibelokkan ke kanan menuju ke arah Wana Wisata Watu Pecah.
Wana wisata adalah sebuah hutan buatan terletak di sisi selatan kota Lumajang dan berada di bibir pantai lautan hindia yang sangat dahsyat ombaknya, dan didalamnya ditanam aneka tanaman yang cocok dengan karakteristik tanah disana, akan tetapi yang paling dominan adalah tanaman kayu jati. Sekalipun demikian dibeberapa tempat terdapat budidaya tanaman pepaya.
Disebut sebagai watu pecah, karena disana banyak sekali batu-batu yang berasal dari gunung semeru dan sudah mengalami abrasi oleh ombak laut selatan, sehingga memiliki teksture yang khas dan berlubang agak besar-besar berwarna hitam dan merah. Biasanya para pengepul batuan itu menjualnya seharga Rp 5000 s/d 10.000 setiap kantung plastik glangsing bekas bungkus beras 25 kg.
Namun karena jalan yang dilalui adalah jalan tanah yang kadang berpasir, beberapa anggota rombongan sempat mengalami gangguan diantaranya Warib yang sepedanya sudah tak bisa dikayuh lagi, juga pak Miswi sang newbie yang sempat tercecer dan hilang dari rombongan.
Banyak anggota yang tidak bisa mengendalikan sepedanya dengan baik, karena sering terpeleset akibat konsentrasi kendali sepeda terganggu sambil menikmati pemandangan alam maupun pemandangan lain yang mungkin tidak diharapkan, karena tempat tersebut cukup sepi sehingga menjadi tempat berkumpulnya anak muda-mudi entah apa saja yang mereka kerjakan.
Sayang sekali, cuaca yang mulai panas menyengat membuat kami semua kegerahan. Apalagi menjelang jalan raya menuju pantai Bambang, karena waktu sudah mulai siang, dan sang awan nampaknya tidak banyak lagi, sehingga persediaan air minum para peserta mulai menipis.
Setelah memasuki jalan raya yang ternyata sudah berada di wilayah wisata pantai Bambang, jalanan beraspal nang menurun menjadi sesuatu yang menyenangkan sekalipun panas matahari semakin menyengat, akibat semakin jarangnya rimbunan tanaman.
Dan rombongan berhenti sejenak sambil menikmati deburan ombak laut selatan di pantai Bambang, disamping melalukan presensi anggota, dan ternyata anggotanya hilang 1 orang yaitu pak Miswi.
Sempat pak Gigik sang satpol PP dan mas Tomo, menyisir ulang jalan yang baru saja dilalui, namun beliau tak juga diketemukan. Ah biar saja, toh sudah dewasa, nanti juga bisa pulang sendiri, ujar beberapa anggota yang lain. Akan tetapi pak Nyoto selaku pimpinan rombongan adalah pemimpin yang bertanggung jawab, karena beliau masih memikirkan anggotanya yang hilang diperjalanan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar