Sponsored by :

Minggu, Maret 25, 2007

Tour to Lumbang



Tanjakan lumayan menjadi bayangan, disamping rute yang diperkirakan mencapai 65 KM, menjadi tantangan atau malah menjadi hantu yang menakutkan.

Terbukti hanya 38 orang mengikuti acara yang digagas oleh Pak Suhono kali ini.

Bagi yang tak mengikuti, banyak kendala menjadi alasan, mulai kerjaan yang tak bisa ditinggal, acara keluarga keluar kota, atau urusan kampung yang tiada henti.

Akan tetapi bagi yang sudah tergila-gila, waktu kerja pun memilih cuti seperti yang dilakukan oleh Pak Ajib, Mas Imam Suntoro maupun Pak Bambang Hariyadi.

Sedangkan lainnya, sebagian besar sedang libur, dan sebagian lagi memang tidak memiliki kegiatan rutin karena memang sudah pensiun.


Tepat pukul 5.45, rombongan berangkat dari halte bus PT Kertas Leces, sesuai rute yang ditentukan yaitu menuju Kemuning, Patokan, Patalan, Muneng dan Ngepos di Jangur.

Di pos ini panitia sudah menyiapkan snack untuk pengganjal perut, karena setelahnya rute masih sangat panjang dan banyak tanjakan.

Dalam perjalanan menuju pos I, berbagai kendala mulai menyapa, diantaranya pedal milik Pak Suhono terlepas, padahal sang pedal terhitung masih baru, dan beberapa hari lalu disetel di bengkel.

Terpaksa sambil jalan, tengok kiri-kanan untuk mencari toko spare part sepeda untuk mencari pengganti sang pedal pengganti.




Selepas Jangur, menuju Sumurwati, Ambulu, Sumberbendo sampai Wringianom jalan desa mulus beraspal tanpa hambatan, sekalipun kadang kala harus melewati jembatan yang mungkin dibangun darurat dari besi ataupun papan kayu.

Sepertinya datar-datar saja tanpa kendala sekalipun kilometer sudah menunjuk angka 45.

Memasuki desa Wringinanom yang masuk wilayah kecamatan Tongas, sedikit tanjakan mulai menyapa, dan satu insiden terjadi kala ban belakang sepeda pak Dalip, terperosok ke bahu jalan yang posisinya lebih rendah dari jalan aspal. Akibatnya sepeda tak bisa dikendalikan, dan sang pengemudipun terjengkang, sampai kacamatanya terlepas.

Untung saja beliau tidak mengalami luka-luka serius, sehingga masih bisa melanjutkan perjalanan yang ternyata sisa menuju tujuan dipenuhi dengan tanjakan, tanjakan dan sekali-lagi tanjakan.


Lho kapann turunnya..??

"Nanti kalau sudah mau pulang dari finish di Lumbang, baru kita turun" sahut mas Adi "Scott" Brewok yang ternyata sangat mengenal seluk beluk rute ini.
Kayuhan diteruskan, nafas tersengal-sengal tak dihiraukan, sampai posisi gigi sudah paling rendah, namun tanjakan didepan tak jua sirna.

Memang sesekali ada jalan datar yang bisa digunakan untuk mengendorkan kayuhan, atau bahkan sebagai ancang-ancang, karena tanjakan didepan tak kalah menantang dibanding sebelumnya.

Kalau sudah begini, pilihan sebagai Tuntun Bike menggantikan Mountain Bike akan lebih bijaksana, khususnya bagi peserta yang usianya sudah lanjut.

Atau bahkan On Pick up Bike tak usah malu-malu dipilih seperti yang dilakukan oleh salah seorang peserta tertua yaitu bapak Syafii, dan dengan bangga beliau berkoar sudah sampai tujuan di Lumbang paling awal.

Rombongan pertama yang terdiri dari Adi, Teguh, Arief, Marwan, Bambang Setiawan,Alex dan Hudha lebih dulu mencapai pos terakhir di desa Purut atau lebih kurang 6 KM sebelum finish di Lumbang.

Peserta lainnya tercecer di belakang sejak memasuki tanjakan demi tanjakan, namun kabar kurang sedap menghampiri.


Rencananya di Lumbang rombongan akan finish di rumah mbak I'in, sekaligus disiapkan segala sesuatu sebagai bekal kembali ke Leces, namun kesalahan komunikasi terjadi, sehingga hari itu sang rumah tidak siap untuk menjamu para tamu yang datang berombongan.



Mendengar kabar tak nyaman membuat dua orang turun semangatnya, dan memilih balik kanan untuk kembali pulang dengan menyisir rute yang telah dilalui sebelumnya.

Namun sebagian besar peserta terus melaju, sekalipun sepeda semakin jarang dikayuh, karena tanjakan tajam tanpa kompromi.



Setelah seluruh peserta sampai di pos Purut, dan dibicarakan segala untung ruginya, dengan sangat terpaksa rute kali ini tidak dilanjutkan, dan rombongan harus belok kiri kembali ke rumah dengan melalui hutan jati di kawasan desa Purut.

Tidak ada komentar: