Setelah puas, perjalanan pun dilanjutkan menuju ke wilayah Darungan timur.
Namun untuk menuju lokasi ini, perjuangan tak kalah berat, meski diawali dengan turunan.
Sebagaimana kita mafhum, bahwa saudara kembar turunan adalah tanjakan, dan itupun harus dimaklumi.
Karena setelah lepas dari kerumunan semak belukar dengan jalur sempit, peserta akan berbelok kanan di jalanan desa bertanah dan berbatu serta "lagi-lagi" menanjak.
Untuk yang sudah tak mampu, panitia sudah menyiapkan jalur alternatif evakuasi dengan belok ke kiri dan jalan turun terus hingga sekretariat.
Namun, dasar biker bandel, meski sudah terbukti kram parah, masih saja memaksa dirinya untuk mengayuh atau minimal menuntuk sepedanya melalui track yang sudah disiapkan.
Tanjakan ini tak terlalu jauh, tak sampai 500 meter, akan melwati sungai yang tak berair namun berbatu mengkilap.
Setelah itu jalanan tanah terus menemani hingga melewati perkampungan yang terdiri atas tak lebih 10 rumah.
Kita akan melalui gang sempit diantara rumah warga, kemudian memasuki hutan dan bekas tempat orang memasak kolang-kaling.
Bila hari biasa, kita akan sering menemukan warga yang memanen hasil kayu sengon di sekitar lokasi ini.
Lepas dari kerumunan tanaman keras, kita akan menemukan perkampungan yang agak banyak warganya, namun tetap saja di daerah ini agak sulit air, sehingga bagi yang kehabisan stock harus bersabar sejenak sampai pos.
Keluar dari perkampungan ini, double track menawan telah menanti namun tanjakannya cukup membuat peserta harus mengumpulkan tenaga ekstra sebelumnya.
Sampai akhirnya memasuki perkebunan sengon yang cukup padat, mulai dari sini jalanan akan sedikit berkelok kesana kemari, yang mewajibkan peserta untuk selalu waspada memperhatikan petunjuk arah.
Memang tak sedikit peserta yang terkecoh, karena tak memandang panah yang sudah disiapkan.
Apabila melalui rute ini di sekitar bulan Januari - Pebruari, kita akan menemukan buah Alpukat dan Durian, namun saat ini sudah tak musim lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar