Kalau penyelenggaraan sejawat sampai over booked mungkin hanya di seri ini terjadi.
Hal ini tak terlepas dari semakin membaiknya penyelenggaraan event ini di seri-seri sebelumnya, sehingga membuat semua off roader di seantero Jawa Timur tak ingin melewatkan kesempatan ini, disamping lokasi di areal perkebunan Wonosalam yang sangat menarik.
Meskipun akomodasi di rumah penduduk yang sangat mirip dengan Sejawat 11, seakan tak mengurangi membludaknya hasrat peserta yang akhirnya dengan sangat terpaksa, panitia menambah kuota peserta hingga lebih dari 500 orang.
Jarang sekali event off road, di-ikuti peserta sebanyak ini, mengingat akan mengurangi kenyamanan dan keamanan peserta.
Pusat acara di sekitar Desa bareng yang sangat tenang malam itu berubah menjadi hiruk pikuk mobil yang dipenuhi sepeda didalam maupun di atas kap, dengan tempat acara Technical Meeting di balai desa mengingatkan kita pada pelaksanaan Sejawat 11.
Dan tantangan kali ini diawali dengan turunnya hujan sejak dini hari, sehingga sudah dapat dibayangkan rute akan menjadi becek dan penuh lumpur.
Kendati start agak molor, yang dilepas oleh Wakil Bupati peserta langsung disapa dengan jalan aspal mulus sedikit menanjak yang membuat jarak antar peserta sedikit merenggang.
Kemudian memasuki jalan tanah disekitar yang dikelilingi persawahan dan kebun tebu, kita yang berangkat 7 orang (ditambah 2 taman dari Evergreen - Lumajang) mulai berpisah satu sama lain.
Apalagi saat melewati jembatan bambu yang membuat lalu lintas sedikit macet karena jalur menanjak menuju kawasan hutan jati sudah mulai berlumpur dan tak layak untuk digowes, memaksa peserta untuk ber TTB.
Yang patut disyukuri dalam Sejawat 14 adalah beraneka ragam lahan perkebunan yang dilalui dan tentu saja beraneka ragam pula jenis track yang dilalui.
Setelah lewat kawan jati, kita akan melalui wilayah Perkebunan Kakao (Coklat), yang dilanjut kemudian dengan perkebunan Salak.
Lepas dari itu, kita akan melelaui wilayah perkebunan Durian yang saat itu sudah tak berbuah lagi karena sudah lewat musim.
Selain jenis tanaman kebuh tersebut, kita juga melalui daerah yang dirimbuni oleh Tebu, areal Sawah dan ladang jagung yang menghampar luas.
Single track dan double track yang ringan menanjak dan turunan tajam silih berganti menyapa, yang menuntut peserta untuk selalu waspada karena sangat berbahaya.
Belum lagi, roda depan dan belakang yang sering macet karena tertutup dengan lumpur yang sangat setia menempel bahkan hingga menutupi draileur & group set.
Sampai di finish, formasi lengkap ketika waktu menunjukkan pukul 11.30, kendati peserta yang sudah bisa menyentuh akhir dari seri kali ini belum sampai separuh, hal ini menunjukkan betapa beratnya track sejawat kali ini meskipun kalau dilihat dari elevasinya tak terlalu ekstrim, namun kondisi cuaca yang tiba-tiba berubah membuat beban semakin berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar