Sponsored by :

Rabu, Januari 01, 2014

Kebun Teh Kertowono yang tak membosankan...

Menuju kebun teh Kertowono, memang banyak jalurnnya. mulai dari  Rambaan dekat antena relay TVRI, atau melalui Sombo yang sudah dilalui beberapa bulan yang lalu.
Namun ada juga melalui Cepoko yang saat ini jalannya sudah mulai mulus. Itu semua berada di Kecamatan Sumber Probolinggo.
Sebetulnya melalui desa ini sudah pernah dicoba beberapa tahun yang lalu, namun kini mencoba tantangan baru, dengan terlebih dahulu loading sampai hampir ke desa tertinggi yaitu Ledokombo.
Truck yang kami sewa untuk mengantarkan ke perbatasan desa Ledokombo dan Desa Pandansari rupanya telah sukses membuat semua penumpang di dalam bak truck pucat pasi, karena jalur yang meliuk-liuk serta jalanan hancur yang mengaduk-aduk isi perut.
Start pun dimulai ketika waktu hampir menunjuk pukul 8, langsung meluncur ke sebuah jalan desa menuju kampung Sidareja. Jalanan berbatu ini dikelilingi tanah tegal khas dataran tinggi yang ditanami oleh kentang bawang prei dan kobis.
Sambutan hangat masyarakat sekitar membuat kita semakin bersemangat untuk terus melaju hingga desa Kalicilik.
Setelah desa Kalicilik, ternyata jalanan aspal mulus yang masih baru menemani hingga masuk ke desa Cepoko yang merupakan desa terakhir yang masuk wilayah Kabupaten Probolinggo, karena selanjutnya kita akan memasuki kawasan kebun teh Kertowono yang sudah masuk wilayah Kabupaten Lumajang.
Didalam kawasan perkebunan ini, kami menyempatkan diri untuk mampir ke sebuah kampung kecil yang semua penduduknya berprofesi sebagai buruh perkebunan yang masuk wilayah Afvdeling Kertosuko.
Di kamping ini kami menyempatkan diri untuk sholat Dhuhur karena waktu sudah menunjuk pukul 12 siang.
Sebetulnya masih ada lagi satu kampung yang diberi nama Kamaran Tengah, namun kami tak melaluinya, karena jalur menuju Kertowono sedikit berbeda.
Setelah menelurusi jalur sempit di sekitar petak-petak kebuh teh,, untuk mempercepat laju, dipilih nya jalur jalan yang biasa dipergunakan oleh kendaraan milik perkebunan, namun jalan berbatu ini menurun tajam dan ditemani oleh hujan yang kadang deras kadang pula turun rintik-rintik, menuntut kita agar ekstra hati-hati, karena jalanan menjadi licin dan pandangan sedikit terhalang.
Di ujung kawasan perkebunan ini terdapat sebuah Air Terjun kecil dan terdapat sebuah Pabrik Pengolahan Daun Teh milik PTPN XII.
Menyempatkan diri untuk loading karbohidrat di warung samping pabrik, kemudian perjalanan pulang meluncur turun melalui jalan aspal yang sudah mulai rusak di desa Dadapan hingga sampai ke Kedungjajang.
Dari Kedungjajang melalui jalan raya menanjak hingga Klakah - Ranuyoso, kemudian meluncur turun hingga sampai di rumah Leces dan waktu sudah mendekati Maghrib.

Tidak ada komentar: